Kegiatan Sosial Philanthropy menjadi bagian penting dalam mendidik generasi muda untuk peduli terhadap lingkungan sekitar dan memperkuat rasa kebersamaan dalam masyarakat. Dalam konteks ini, SMPII Al Abidin Boyolali mengambil inisiatif untuk mengadakan kegiatan tinggal bersama warga desa Tanen, Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar selama 3 hari 2 malam. Kegiatan ini bukan hanya sekadar bentuk bantuan, tetapi juga sebagai upaya membangun jembatan empati dan solidaritas antar-generasi.
SMPII Al Abidin Boyolali memiliki visi untuk melibatkan siswa dalam kegiatan sosial yang memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dengan memilih desa Tanen, Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar sebagai lokasi kegiatan, siswa diharapkan dapat merasakan secara langsung kehidupan masyarakat pedesaan dan memahami tantangan yang dihadapi oleh mereka.
Sebelum pelaksanaan kegiatan, siswa dan siswi terlibat dalam persiapan yang matang. Mereka melakukan persiapan materi untuk mengajarkan kegiatan TPA, mengumpulkan donasi barang kebutuhan pokok, dan mengadakan pertemuan untuk membahas agenda kegiatan serta membagi tugas dan tanggung jawab.
Pada hari pertama, siswa dan siswi tiba di Karanganyar dengan penuh semangat. Mereka disambut oleh warga setempat yang hangat dan ramah. Selama 3 hari 2 malam, siswa dan siswi tidak hanya berbagi kehidupan sehari-hari dengan warga, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan gotong royong seperti membersihkan lingkungan, memperbaiki fasilitas umum, dan mengadakan kegiatan sosial di desa setempat.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat tanen, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga bagi siswa dan siswi SMPII Al Abidin Boyolali. Mereka belajar tentang nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan empati. Selain itu, mereka juga mengembangkan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan tanggung jawab. Kegiatan tinggal bersama warga desa Tanen, Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar selama 3 hari 2 malam ini bukan hanya sekadar proyek sosial, tetapi juga sebuah perjalanan pembelajaran yang mendalam. Dengan memahami realitas kehidupan masyarakat yang berbeda, siswa dan siswi diharapkan dapat menjadi agen perubahan positif di masa depan. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan bukan hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung dan kegiatan sosial yang mendukung pembentukan karakter dan kepribadian siswa.